Inspirasi Rangkaian Kata
"Percayalah, saat Tuhan mendatangkan orang yang tepat hati kamu akan bilang : Iya."
(Hellen Selfia S. F. Mboeik, ibu 2 orang anak)
![]() |
Baharia, S.Kep. Ns, CWCA |
Saya bilang "Iya" untuk wanita kelahiran Mario, 4 Maret 1989 ini. Baharia a.k.a Ria a.k.a Bahi a.k.a Ndor. Orang yang tepat. Sahabat. Meski pertama jumpa bukan di laut cinta, kisah persahabatan kita dipenuhi cinta. Sudahlah, bilang "Iya" saja, Ndor. 😉
Seiisi kampus sudah terbiasa dengan pemandangan yang disuguhkan oleh 'kembar dempet' ini, gadis Flores dan si anak bungsu dari Sidrap. Ah, betapa kampus biru Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar menyimpan berbagai macam warna kisah kita. Hitam, putih, pelangi, warna yang pernah tercipta di sana. Walaupun waktu terulang kembali kemudian memberikan pilihan, saya akan tetap memilih berada di Kampus Tidung. Dan mengulang kisah kita bersama, tentu saja.
Musholah Asy-Shifaa, kos bernama 'Pondok Kenangan', jokka-jokka keliling Makassar, jas almamater kebanggaan sebagai 'anak Tidung', tutor A 2007, 3 tahun paling berharga. Karena ada kamu. Awas kalau bilangko tidak!
Sahabat sejati adalah yang seseorang yang mampu menghargai semua kekurangan dan kelemahanmu, yang tak meninggalkanmu meski dunia menganggapmu hina, yang mengingatkanmu untuk tidak tenggelam dalam sikap burukmu. Semua itu yang kau butuhkan dari seorang sahabat. Dan saya butuh seorang Baharia untuk memperoleh itu semua.
Terima kasih untuk semua canda, tawa, tangis, peluh, dan perjuangan yang kita lalui bersama. Sudah pasti ada khilaf yang menyerta, tabe minta maafka nah.
Selamat bertambah usia, kamu yang tak pernah lelah di sisiku. Selamat ulang tahun, kamu yang kucintai seumpama seorang saudari perempuan. 😊😊😊
"Mata ganti mata hanya akan membuat seluruh dunia buta."
(Mahatma Gandhi)
Manusia cenderung berperilaku sesuai dengan cara mereka diperlakukan. Bila terluka mereka akan mencoba balik melukai. Mata ganti mata. Lalu kita semua akan terus tersesat dalam kegelapan. Buta.
Saya sering memikirkan ini. Di saat saya adalah seorang manusia biasa dan bukan nabi, seberapa besarkah keikhlasan yang saya punya? Seberapa besarkah sisi gelap saya mengambil alih harapan yang tersisa? Seberapa besarkah keinginan untuk memohon sesuatu yang buruk mampu dikuasai oleh akal sehat saya? Jika semua ini dipikirkan oleh otak sinting saya, maka hasilnya adalah : kamu dan duniamu adalah milikmu sendiri, sesungguhnya takdir adalah milik Allah. Untuk merenggut mata seseorang dan menjadikannya buta hanya akan membuatnya semakin terjebak dalam buram yang sama. Tak mampu melihat ketulusan.
Lihat. Bodoh sekali ya apa yang ada di kepala saya. Saat membenci jauh lebih mudah saya memilih mempersulit pikiran-pikiran saya dengan menekan respon negatif yang muncul. Saya harus belajar untuk memaafkan agar mata hati saya tidak menjadi buta. Saya selalu berdoa agar apa yang saya pelajari ini berhasil. Karena selain memikirkan hal-hal yang tak sewajarnya dipikirkan oleh wanita dewasa normal (lihat saja apa yang saya pikirkan melalui tulisan saya), tersesat dalam kebodohan adalah kelemahan terbesar saya.
Lalu bila mata ganti mata akan membuat seluruh dunia buta, maka wanita bodoh di samping pria pintar akan membuat dunia wanita itu penuh kenyataan pahit. Orang buta sekalipun mungkin bisa melihat dengan jelas bahwa hubungan semacam itu adalah untuk membangun citra dan pijakan pemanfaatan belaka.
Well, pria pintar sudah sepantasnya didampingi oleh wanita cerdas. Dan wanita bodoh hanya akan menunggu pria bodoh. Pria bodoh yang buta karena tak melihat wanita selain dirinya. Pria bodoh yang buta namun mampu melihat sesuatu yang berharga dalam dirinya. Pria bodoh yang dengan bodohnya menjadikan wanita bodoh ini satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUTdl2b6vtgBzvzBuK_gu6lyF_sXsa1OqJtjVBXvjJGyZVFmDXk-VZE7_MlYdVtYYEIjv_iB-hTR4QVrtVuLXP0IhTmsBRaW-H2riHqSr6LAY8RO_AIk7NddH3-8eP0lCylDcu9o6EpXVj/s320/unnamed.jpg)
source : google images
Bukan kuasa kita umat manusia untuk menentukan nasib seseorang. Yang bisa kita lakukan hanyalah memohon. Saya memohon untuk selalu diberikan kesabaran. Saya memohon untuk masih diberikan kesempatan mengulang doa-doa. Manusia cenderung berperilaku sesuai dengan cara mereka diperlakukan. Bila terluka mereka akan mencoba balik melukai. Mata ganti mata. Lalu kita semua akan terus tersesat dalam kegelapan. Buta.
Saya sering memikirkan ini. Di saat saya adalah seorang manusia biasa dan bukan nabi, seberapa besarkah keikhlasan yang saya punya? Seberapa besarkah sisi gelap saya mengambil alih harapan yang tersisa? Seberapa besarkah keinginan untuk memohon sesuatu yang buruk mampu dikuasai oleh akal sehat saya? Jika semua ini dipikirkan oleh otak sinting saya, maka hasilnya adalah : kamu dan duniamu adalah milikmu sendiri, sesungguhnya takdir adalah milik Allah. Untuk merenggut mata seseorang dan menjadikannya buta hanya akan membuatnya semakin terjebak dalam buram yang sama. Tak mampu melihat ketulusan.
Lihat. Bodoh sekali ya apa yang ada di kepala saya. Saat membenci jauh lebih mudah saya memilih mempersulit pikiran-pikiran saya dengan menekan respon negatif yang muncul. Saya harus belajar untuk memaafkan agar mata hati saya tidak menjadi buta. Saya selalu berdoa agar apa yang saya pelajari ini berhasil. Karena selain memikirkan hal-hal yang tak sewajarnya dipikirkan oleh wanita dewasa normal (lihat saja apa yang saya pikirkan melalui tulisan saya), tersesat dalam kebodohan adalah kelemahan terbesar saya.
Lalu bila mata ganti mata akan membuat seluruh dunia buta, maka wanita bodoh di samping pria pintar akan membuat dunia wanita itu penuh kenyataan pahit. Orang buta sekalipun mungkin bisa melihat dengan jelas bahwa hubungan semacam itu adalah untuk membangun citra dan pijakan pemanfaatan belaka.
Well, pria pintar sudah sepantasnya didampingi oleh wanita cerdas. Dan wanita bodoh hanya akan menunggu pria bodoh. Pria bodoh yang buta karena tak melihat wanita selain dirinya. Pria bodoh yang buta namun mampu melihat sesuatu yang berharga dalam dirinya. Pria bodoh yang dengan bodohnya menjadikan wanita bodoh ini satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya.
![]() |
source : google images |
Saya bukan lulusan pesantren, hanya seorang diploma -tidak punya banyak gelar kesarjanaan, jauh dari kesan muslimah sejati, tapi saya tahu pasti bahwa Tuhan tidak buta. Bahwa untuk semua perbuatan baik dan buruk yang telah kita lakukan, Allah SWT menyimpan cara untuk membalasnya.
"Lawan berdebat adalah kawan berpikir".
(Yusril Ihza Mahendra)
Berdebatlah dengan sisi baik dan buruk yang ada pada dirimu, Kawan. Itu akan membantumu memikirkan seberapa besar kepongahan yang kau ciptakan untuk menutupi jejak-jejak cahaya nan pekat.
Mari berpikir tentang sebongkah ego dalam sebuah wujud nyata, maka lawan dan kawan hanya dipisahkan oleh selubung tipis.
Hal terbaik yang bisa kau harapkan adalah lawan berdebatmu mengeluarkan potensi positif yang selama ini terkurung dalam dirimu. Ini menjadikannya kawan berpikir yang baik.
Namun bila selubung tipis tadi tidak berhasil disibak dengan baik, tebak apa yang kemudian muncul. Pikiran-pikiran yang mendesak dengan liar hanya akan menghasilkan perdebatan-perdebatan tanpa hasil kebenaran yang utuh. Lawan tetaplah lawan. Sejak awal kau tertipu karena diiming-imingi menjadi kawan.
Oleh karena itu bijaklah dengan menggunakan sisi baik dan buruk pada dirimu sebelum menghadirkan masalah pada hidup seseorang. Tidak semua masalah timbul dari hal-hal buruk, bisa jadi ini tentang kebaikan. Pernah mendengar ini? : "Masalahnya adalah kamu terlalu baik." That's what I'm talking about. Menjadi baik saja bisa menjadi masalah untuk orang lain. Tak perlu berdebat lebih panjang. Bersikap buruk sudah pasti mendatangkan masalah, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Tentu saja lawan dalam berdebat adalah temanmu dalam berpikir. Karena untuk setiap perdebatan harus ada jalan keluar terbaik yang harus dipikirkan. Dan karena membantumu dalam berpikir maka dia adalah kawan.
Dan, hei, Kawan lama! Pikirkan sesuatu lalu lakukan sesuatu.
Saya punya banyak hal yang kemudian terpikirkan. Lalu saya menuliskan itu. Selagi orang-orang sibuk berpura-pura dan merasa diri paling benar, saya lalu hidup dengan perdebatan dari pemikiran-pemikiran yang timbul di kepala saya. Untuk kemudian saya olah dalam sebuah tulisan. Saya sudah melakukan apa yang menurut saya harus dilakukan. Jika orang lain menganggap ini hal yang buruk maka artinya saya akan mendapatkan lawan berdebat yang baru. Senang sekali rasanya akan mendapatkan kawan berpikir lagi.
![]() |
Source : google images |
Comments
Post a Comment