Hei, Soul Sister!

44 kg (7kg yang hilang telak), diabaikan seperti sampah, tidak percaya lagi pada harapan, hati tak puya tempat tersisa tanpa bekas luka. Ajaibnya, saya masih hidup.
Saya lalu hidup dengan membangun tembok di sekitar hati saya, karena meski terluka sekalipun hati tetaplah hati. Dan hati manusia adalah bagian terlemah dalam dirinya. Mekanisme bertahan akan berlangsung secara alami saat bagian terlemah dirimu diserang, tembok pertahanan awal runtuh lalu akan muncul tembok baru yang lebih tinggi.

Hidup dengan upaya untuk berdamai dengan dirimu sendiri adalah hal yang melelahkan. Kau harus bisa mengatasi benturan-benturan nilai baik dan buruk yang ada dalam dirimu sendiri. Kau harus berjuang menghadapi letupan-letupan kemarahan yang mendesak untuk terus muncul. Kau harus berani memadamkan percikan api dendam sebelum berkobar lebih gagah. Itulah yang harus kau lalui saat badai reda.

Meski badai telah berlalu, saya tetap saja "sakit". Sangat nyata kesakitan tersebut terlihat saat saya "membunuh" karakter seorang pria baik lewat tulisan-tulisan saya. Menariknya, tidak banyak orang yang membaca hasil tulisan saya ini, tapi dalam setiap konfrontasi orang-orang akan mengaminkan ini.
Pria malang. Untuk setiap peluh dan darah yang kau keluarkan saat berjuang melawan kejamnya tiran yang membelenggu, tidakkah kau sadar akan sesuatu? Sikap yang paling kejam di dunia ini adalah memberikan harapan sekecil apapun pada orang yang sedang putus asa. Sebab seseorang tidak bisa membahagiakan banyak orang. Orang yang berniat membahagiakan banyak orang disebut breng**k.
Saya bisa melihatnya dengan jelas, semua orang bisa melihatnya dengan jelas, yang sedang kau lakukan sekarang adalah menggali kuburanmu sendiri. Sayang sekali. Saat punya banyak bakat gemilang, kamu justru mengasah keahlian untuk bermain-main dengan hidup seseorang. Sangat tidak masuk akal dilakukan oleh orang yang mengaku bahwa nama Tuhan mengalir dalam nadinya. Seolah mengejek Kuasa dari Tuhannya. Jadi, bukan saya yang melakukan "pembunuhan" ini. Pelan-pelan menodai citra yang jerih payah kamu bangun, dengan sadar melompat masuk ke lubang hitam yang sudah kamu tutup rapat sebelumnya, itu percobaan bunuh diri. Sesungguhnya kamu juga "sakit", anak muda.




Setiap orang hidup dengan sakitnya masing-masing. 'Saya' dan 'kamu' di atas adalah orang-orang yang menyimpan rasa sakitnya sendiri. Yang tidak butuh dokter, hanya butuh seseorang yang tepat untuk melewati masa kritis lalu sembuh.
Namun kakak saya, Masita S. Budiman, tahu betul kapan harus butuh dokter saat Asthma Bronchiale yang sejak lama dia derita kambuh dan tak mampu diatasinya lagi.

Beberapa orang hidup dengan fisik sehat tapi menyakiti orang lain. Beberapa orang hidup dengan fisik sehat tapi bathin terluka. Beberapa orang dengan keterbatasan fisik tapi punya pikiran sehat untuk terus mengobarkan semangat hidup. Beberapa orang hidup dengan perjuangan menghadapi penyakit yang menggerogoti tubuh mereka.
Ya, hidup adalah drama seperti itu.


Saatnya untuk memulai drama kita, Kak Itha. 😊
Lalu, mengapa kisah kita muncul di bulan Maret? Karena pergantian musim dingin ke musim semi di Korea Selatan dimulai pada bulan Maret. That's why I always love March! Ini wangi bunga. Saatnya memberi dan menerima cinta. Cinta yang mana? Cintaku padamu takkan berubah walau ditelan waktu. Ugh.
Musim dingin bahkan bisa berganti menjadi musim yang bertaburan bunga, mengapa saya harus terus terpaku pada kejahatan lama? Saya hanya perlu mengubahnya menjadi warna yang berbeda. Demi Tuhan, jangan pink. Bagaimana jika merah? Lebih cocok untuk saya. Warna darah.
Karena darah yang menjadikan kisah kita ada, right Sis? Ikatan darah yang selalu saya syukuri. Kakak sayang, betapa saya terluka waktu Kakak bilang, "Mungkin ini bukan cinta yang kaubutuhkan, tapi aku akan selalu ada disini untukmu".
Jangan pernah katakan itu lagi, cintamu itu akan selalu saya butuhkan. Bagaimana saya akan terus melanjutkan hidup bila kaupun berhenti mencintai? Tetaplah di sisiku.


Ah, Maret.
Saya memulainya dengan cinta.
Menerbitkan doa pada berkah usia yang diterima sahabat. Berkat saran sahabat juga saya mengganti backround blog ini dari tumpukan salju menjadi rangkaian bunga. Karena kata Yana itu terlalu suram. Agak meringis saat membaca pesannya di BBM, isi tulisan saya tak kalah suramnya.
Setelah menghabiskan sisa Februari saya dengan rute rutin kamar-IGD-kamar, Jumat kemarin adalah 'kencan' pertama saya dengan Kak Itha. Capcus. Seakan tak berjumpa bertahun-tahun, bahan obrolan pun mengalir tak henti, bahkan masih ada cerita-cerita tertunda. Our quality time is Sister time! 😉

Matahari pagi dan teh hangat buatan Hj. Siti Rubihawa, saya sedang menerima cinta.

Meski tak mampu menyelamatkan Musdah dari kebosanannya di rumah, karena tak merealisasikan ajakannya untuk menghadiri acara pelantikan Pengurus Karang Taruna Kelurahan Ekasapta semalam (Kak Yuya ketiduran, sayang 😓), saya menebusnya dengan rencana mengunjungi wisata air terjun minggu depan. Senang sekali menerima respon bersemangat darinya. Saya merencanakan sebuah perjalanan cinta.

Saya akan mengunjungi kantor POS dalam beberapa hari ke depan dengan membawa bungkusan berisi jagung titi. Akan ada paket cinta buat ayah. Saya mengirimkan cinta.

Ema Ibu sakit, saya belum diberi kesempatan untuk mengunjungi beliau. Kunjungan yang saya rencanakan Sabtu kemarin pun akhirnya tertunda. Saya harus bertemu beliau hari ini. Saya bertekad mendatangi cinta.

Sunday morning I have a date. Berkencan dengan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah cerita adalah cinta yang manis di minggu pagi ini. Karena ada Kak Itha di dalamnya, maka ada label 'Kesayangan' untuk postingan ini.



Sayang, pria dengan banyak wanita di hidupnya bukan karena dia seorang pria yang tangguh. Tak bisa hidup tanpa perhatian dari banyak wanita adalah tipe pria lemah. Rapuh.
Dan hidup seorang adik perempuan hanya perlu menerima cinta dari kakak perempuannya, yang sama-sama menyukai pria Korea seperti dirinya.
Betapa saya tak pernah menyesali hidup dengan mencintai seorang Rain selama 12 tahun ini. Orang-orang akan mengganggap ini konyol dan kesintingan yang tidak masuk akal. Hanya saja bagi saya dan Kak Itha, menyukai pria-pria Korea bukan tentang khayalan tapi tentang bagaimana terus menjaga ruang 'mencintai' dalam diri kami agar tidak kosong.
Karena nyatanya tak ada pria lokal yang yang berniat baik untuk terus berada di 'ruang' itu.
Membuat saya dan Kak Itha bertambah yakin bahwa pria lokal hanya berupa suwanggi, baik dalam arti sesungguhnya maupun sebutan untuk pria tampan dengan hati kehilangan sentuhan perikemanusiaan.  Allah SWT pasti akan mengirimkan karma yang setimpal bagi kami berdua untuk tuduhan dan penghinaan yang kejam tersebut. Bisa saja saya dan Kak Itha memang sedang dihukum saat ini. Namun bila Allah mempertimbangkan sedikit dari perbuatan baik yang kami berdua lakukan untuk ditukar dengan pilihan jenis hukuman, maka pilihan hukuman yang saya inginkan adalah : kirim kami berdua ke Korea Selatan, Ya Robb.
Yeah, Sitha dan Yuya sudah sama-sama lelah meyakinkan adik-adik lelaki mereka untuk menerima kakak ipar seorang Korea.


Meskipun menginginkan berkunjung ke sana, tapi saya sama sekali tidak menginginkan hidup dalam romantisme yang ditawarkan para cineas Korea pada tiap hasil karya mereka. Bagi saya indahnya cinta dan keromantisannya adalah sebuah kemewahan yang tak akan pernah saya miliki. Saya hanya sekedar mencoba menikmati kemewahan itu, berpura memilikinya. Seperti drama yang sedang saya tonton saat ini 'Ex-Girlfriend Club' (TvN, 2015), merasakan sakit yang sama saat Kim Soo Jin ternyata menerima penyangkalan bahwa tak pernah ada hubungan kencan antara dia dan Bang Myeong Soo. Orang itu menyatakan dirinya sebagai teman. Kisah yang familier, bukan? Pembaca setia blog ini tahu persis.

Saat ini Kak Itha tengah tergila-gila dengan drama terbaru yang diperankan oleh si tampan Song Jong Ki dan aktris wanita favorit saya Song Hye Kyo, berjudul 'Descendants of the Sun' (KBS, 2016). Dan menurutnya saya juga wajib menonton judul tersebut. Oh, come on! Drama ini bahkan belum selesai tayang di negara asalnya, dan Kak Itha sudah mengancam saya untuk menerima copyan hasil download yang baru mencapai 4 episode. Ya Tuhan, alasan Kak Itha adalah agar dia bisa membahas tiap adegan di dalamnya bersama saya. Tak ada orang lain yang bisa memuaskan seorang Sitha dalam berkisah tentang hal-hal berbau Korea ini selain Yuya. Entah ini kutukan atau bakat. Saya hanya tahu bahwa saya sangat mencintai wanita yang membeli salbutamol lebih sering dibanding lipstick ini.

Mencintai dan dicintai dari hal-hal sederhana seperti itu akan membuatmu lebih menghargai ketulusan. Tak perlu membangun sebuah hubungan yang rumit dan berpura-pura, Allah lebih meridhoi sebuah kejujuran kecil tentang kejahatan dibanding menampilkan kesan sok suci.


Kak masih ingat kita dua pung tabungan kaleng tuhh tidak? Tabungan untuk pergi ke Korea te. Kita belum sampai ke Korea na itu tabungan su bolong duluan di sini Nagi. Haiiihh, menyesaaaaa temaa! 😅
Biar su e.
Kita hanya perlu menabung lagi untuk membeli kuota internet dan mengunjungi destinasi petualangan berikutnya.


Danau Kelimutu - Ende


Tanjung Aan - Kuta Lombok


Gili Trawangan - Lombok Utara


Sembalun - Lombok Timur
Abaikan gigi kudanya

Panen strawberry manis oleh gadis-gadis manis.
Amboi.


Gili Kondo - Lombok Timur











Apakah dia model?
Di tempat ini jumlah fotonya paling banyak

Ada luka bekas snorkling, tak menyurutkan berpose


Mangku Kodek - Lombok Timur

'Adik Lombok' favorit, Mimin.

Untuk sebuah keindahan langkah tak boleh jadi penghalang


Pertemuan tak terduga pun adalah berkah.
Rindu selalu punya balasan karena doa yang tulus.
Juanda Internasional Airport - Surabaya


Nowela Idol tak keberatan kok.
Bandara El-Tari - Kupang



"Orang yang cintanya lebih besar adalah orang yang lemah. Tapi dunia dimana orang yang kuat adalah orang yang cintanya lebih besar pasti ada di suatu tempat." - Jo Kang Ja (MBC 'Angry Mom', 2015)


Dunia itulah yang harus kita tuju, Soul Sister. Kita mungkin akan ke Seoul. Who knows?


Comments

Popular Posts