Selamat Siang, Terima Kasih, Sampai Jumpa Lagi.






Selamat siang Bapak dan Ibu dokter sekalian.
Karena hari Minggu, 21 Februari 2016 pada saat acara : "Perpisahan Dokter Internship Angkatan ke-3 Tahun 2015-2016, RSUD dr. Hendrikus Fernandez - Larantuka", saya terlalu fokus di 'lantai dansa' jadi tidak punya banyak foto untuk dipamerkan. Untuk itu, menyambut sesi pemotretan hari ini saya harus cantik. Pakai gincu baru. 


1. dr. Abdul Majid Halim
2. dr. Adhyanovic Hadi Pradipta
3. dr. Afian Ishak Prasetyo
4. dr. Agus Anang Fatoni
5. dr. Ahmad Muhyi
6. dr. Anita Yolaningtyas
7. dr. Claudio Udjaja
8. dr. David Santoso
9. dr. Debby Mercyanne
10. dr. Hendrika B.C. Hurint
11. dr. Ihda Sylvia
12. dr. Isa Nurkholifah
13. dr. Mirsha Widyana
14. dr. Ning Widya
15. dr. Novi Elis Khumaesa
16. dr. Qurrata Tsaniah
17. dr. Raditya Sasongko
18. dr. Rahmanandhika Swadari
19. dr. Sahara Effendi
20. dr. Syarief Hadi
21. dr. Wiwi Robi'atul Adawiah 


"Tim 21", tidak terasa sudah mencapai 1 tahun masa bakti. Punya kenangan tentang matahari Flores Timur? Pastikan untuk menyampaikan kisah baik tentang kota kecil dengan jalan raya 1 jalur ini pada anak cucu kalian kelak. Bisa jadi saat mereka berniat datang ke Larantuka jalanan utama masih 1 jalur. Ini sudah waktunya pulang. Kesan buruk selama berada di sini tolong tinggalkan saja di sini. Itu yang akan jadi pembelajaran bagi kami selanjutnya untuk diperbaiki. 




Berbeda dari angkatan-angkatan sebelumnya, program dokter internship tahun 2015-2016 ini terdiri dari para dokter dalam "Tim 21" ini adalah jebolan dari beberapa universitas. Dan yang memiliki anggota terbanyak adalah 11 orang dokter dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 
Hidup di daerah minoritas muslim mungkin merupakan pengalaman pertama bagi beliau-beliau ini. Beginilah kehidupan kami di kota Larantuka ini, dok. Berbaur, berdampingan, saling menghormati, dan kami bangga. Tidak berkecil hati karena jumlah kita yang sedikit, sebab itu yang menjadikan kami makin erat. Oleh karena itu terima kasih pada dr. Muhyi yang giat menggerakkan "Komunitas Muslim AsShihah RSUD dr. Hendrikus Fernandez-Larantuka", ini mempererat tali silaturahmi dengan kegiatan kajian yang diadakan tiap hari Rabu siang.

"Loh, dok. Hamil yah?"
"Ih, Kak Yuya. Wi kena DHF nih"

Mendapati dr. Wiwi terbaring di kamar petugas dan sambil di infus, saya langsung menduga beliau demikian. Iya, dr. Wiwi adalah satu-satunya yang sudah berkeluarga di "Tim 21" ini. 
Alih-alih berbadan dua setelah kunjungan suaminya ke Larantuka, beliau malah harus di opname karena kena demam berdarah. Deuh, nyamuk Flores nih memang pada nakal. Hampir sebagian besar penghuni kosan 'anak UIN' ternyata mengalami gejala penyakit yang sama. Seingat saya yang sempat terkena adalah dr. Isa (selalu bilang "Kak Yuya, you're my everything dah!), dr. Sahara (kadang-kadang saya dikatakan mirip beliau, semoga beliau tidak sakit hati kecantikannya disamakan dengan saya) dan dr. Sisil (di jaga malam terakhir sangat serius latihan lagu untuk persembahan di acara perpisahan). Saya lupa si cantik dr. Qurrata juga kena DHF atau tidak ya? Karena yang paling saya ingat saat jaga bersama beliau adalah saat adegan teknik heimlich beliau yang memukau. Ah, dr. Qurrata tahu kasus unik apa itu. 

Karena sudah menyinggung saat jaga bersama, maka yang selalu mendatangkan kesibukan tingkat tinggi adalah dr. Dhika. Dokter manis ini punya kontribusi yang besar untuk 'bikin penuh' IGD. Kalau sudah ketemu jaga dengan Kak Yuya pasti selalu berkeringat lebih yang membuat bedak luntur. 

"Ish, 'pengunjung' banyak nih bikin sa pung bedak luntur, kecantikan ju berkurang 30% le"

Pernyataan ini jangan sekali-kali dikeluarkan di hadapan dr. Agus, karena beliau akan menanggapinya dengan , "Kecantikan berkurang 30% dari 50% kan, Kak Yuya?". Ish, iya su! Bikin Kak Yuya makin rapuh. Yang akan selalu di protes oleh dr. Hadi, "Kak Yuya nih rapuh mulu". Iya dok, saya lagi butuh hati sekuat batu akik.

Selamat ulang tahun yang ke-26 dr. Widya. Iri, saya sudah harus mengucapkan selamat tinggal pada angka itu. Umur bertambah, kenangan juga harus bertambah. Makanya cerita kita di jaga malam bersama dr. Majid pasti akan selalu di ingat. Jaga malam terakhir beliau dan tim kami yang berakhir drama. Sudahlah, kita punya peran yang dimainkan masing-masing. Apapun akhirnya, ini akan jadi kenangan.





2015-2016 jadi periode ke-2 dokter internship Universitas Trisakti Jakarta, setelah 5 orang sebelumnya pada tahun 2013-2014. Dan walaupun hanya berjumlah 4 orang, mereka adalah kelompok dengan jumlah anggota terbanyak ke-2.

Kalau hari itu jadwal dinas saya dan suasana di IGD tiba-tiba penuh nyanyian yang bersahut-sahutan, maka sudah bisa ditebak salah satu dokter jaga-nya adalah dr. Lisa.
Yeah, kami berdua kadang-kadang terkikik kenapa bisa selebay ini. Ngomong dikit pasti nyambungnya ke lagu. (C.I.N.T.A.) Eh.
Dan kalau ini adalah perpaduan Yuya-dr.Lisa-dr.Lysti maka aromanya menjadi arena curhat terselubung. Semoga niat dr. Lisa menikah tahun ini terlaksana. Cukup kirimin Kak Yuya undangan+tiket pesawat+biaya akomodasi+kunci kamar hotel. 

Membahas pernikahan saya harus menagih janji dr. Dipta dan dr. Debby yang katanya mau potretin buat foto-foto pra wedding. Saya menyerah mencari calon pria untuk di foto, dok. Jasa foto pra wedding-nya bisa sekaligus disiapkan dengan model pria? Tak ada pria yang mau diseret foto bersama, pantasan saja pemotretan kita belum terealisasi. Padahal kita bisa saja mencari-cari model pria yang dijadikan 'tumbal' ya, dok. Karena pasangan jaga dr. Dipta dan dr. Debby selalu sepi pasien. Makanya kalau dituduh auranya lagi melenceng karena ramai, keduanya dengan kompak akan menjawab : "Itu pasien overan, Kak Yuya".

Di tengah pro dan kontra pengadaan pojok ponek di IGD, di jaga malam terkhir bersama dr. Yola, kebanyakan pasien beliau justru dengan kondisi konsul Obgyn. Antara galau dan dilema. Saya paling familiar dengan perasaan itu. Semoga perasaan dr. Yola tetap baik-baik saja saat pulang ke rumah, tidak tercemar perangai aneh tim perawat IGD.





Lagi-lagi dengan program dokter internship di RUSD dr. Herman Fernandez - Larantuka, periode ke-2. Tiga pria tampan dari UNIKA Atma Jaya. Dr. Mirsha 'ayang aku', dr. Radit 'si Zainudin', dan yang katanya 'nyong Ambon' dr. Afian.

Senangnya dr. Radit bersedia jadi 'Zainuddin', suatu ketika di percakapan grup BBM IGD menawarkan jemputan buat 'Hayati' yang akan berangkat kerja. Tolong jangan pakai kapal, dok. Yuya tak sanggup lagi tenggelam di lautan cinta. Ups.
Dr. Radit dan dr. Mirsha dapat giliran jaga di IGD di bulan-bulan awal masa bakti internship. Dan sekarang saat sudah bertugas di ruangan, saya malah lebih sering berjumpa dr. Mirsha di seputaran Kampung Baru ketimbang di RS. Hei, striker kebanggaan 'Ula-ula FC', sudah di Kampung Baru kenapa tak main-main ke rumah? Siapa tahu tahun depan kita serumah. Demi Tuhan, abaikan ini dengan segera. 

Dan pria dengan predikat bikin 'sibuk' IGD adalah dr. Afian. Jaga bersama beliau selalu punya cerita menarik, selalu lupa bilang selamat tinggal pada malam karena tiba-tiba sudah pagi. Iya, beliau termasuk kategori 'pembawa' pasien. Luar biasanya adalah beliau bisa tidak tidur demi mengabdi pada observasi ketat di ruang resusitasi. Hanya saja dok, prinsip penolong adalah menolong dirinya sendiri terlebih dulu. Banyak yang akan tertolong kemudian Seramai apapun jangan lupa curi-curi istirahat ya. 




Saat pengambilan foto ini, komentar yang paling banyak dilontarkan adalah : "Yuya sengaja berdiri di belakang dr. David biar bisa pegang-pegang tuh e"

Apa boleh buat, pria ini adalah 'most wanted man' versi perawat dan bidan RSUD dr. Hendrikus Fernandez - Larantuka.
Bersama dengan dr. Claudio, beliau berdua adalah dokter internship dari Universitas Tarumanagara. 
Pembawaan beliau yang tenang, dan selalu bilang "Iya, Kak Yuya", membuatnya dimaafkan sekalipun ada bunyi monitor di ruang resusitasi. 

Walaupun pernah mengalami kejadian hampir 3 jam berkutat dengan 'resusitasi jantung paru', saya terharu mengetahui yang paling dr. Claudio ingat adalah umur saya yang masih '17 tahun'. Pertahankan ingatan itu pria Minang. Karena kita akan bersua lagi bersama nuansa April. Tentunya akan ada lebih banyak cerita nantinya, kan?




Dan ini milik gadis lokal kebanggaan keluarga, mencetuskan ide untuk mendatangkan rekan-rekannya dari Universitas Nusa Cendana Kupang (agar tidak menjadi satu-satunya) pada sesi pemotretan ini. Menjadi satu-satunya dokter internship dari universitas paling ternama di NTT, tidak lantas membuat dr. Henny Hurint merasa tersisih dan tidak mampu berbaur ke dalam "Tim 21".

Meski bisa dikatakan tidak memiliki rekan se-universitas selama masa bakti dokter internship, beliau punya sesuatu yang justru tidak dimiliki oleh rekan-rekannya yang lain. Yang sakit 'orang sini', dokternya 'orang sini', anamnesis bisa lebih lancar. Tidak ada kendala bahasa. 




Sama sekali bukan kapasitas saya untuk memaparkan kemampuan dokter-dokter cakap ini. Saya hanya ingin bilang bahwa selama setahun menjalani kemitraan ini, saya sangat menikmatinya. Masing-masing dokter punya ciri khas dan keunikan tersendiri.
Terima kasih selama menjalani tugas kita bersama, masing-masing menekan ego antara dokter dan perawat demi yang terbaik untuk pasien. Terima kasih sudah mau menerima semua kekurangan kami. Terima kasih tak kenal pamrih dan bersabar untuk semua kondisi yang pernah terjadi selama masa bakti. Terima kasih untuk semua sumbangsih pada masyarakat Flores Timur.











Dan untuk hal-hal tidak menyenangkan yang tercipta baik sengaja maupun tidak, canda tawa yang terlewat batas, kata-kata yang menyakitkan, mohon sekiranya dimaafkan. Tidak ada yang sempurna selain Tuhan Yang Maha Esa, kita semua manusia biasa, yang bisa kita lakukan adalah saling memaafkan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya Bapak dan Ibu dokter sekalian. Sampaikan salam kami untuk keluarga di rumah. Sampaikan itu dengan senyum bahagia karena pernah berada di sini. Jangan sampai pulang dengan membawa perasaan sesal tidak secepatnya pergi dari sini. Tolong jangan. 

Kami tidak dapat membalas semua jasa dokter sekalian, hanya doa tulus untuk kehidupan kalian kelak. Semoga semua sukses dengan apa yang hendak dicapai. You guys gonna be great doctors.


"Garis finish bukanlah akhir dari perlombaan, tapi awal dari perlombaan yang baru".







Sampai jumpa lagi. Kita harus jumpa lagi. Selamat jalan.

Comments

  1. Ka yuya..T_T
    (sapa yg lg potong bawang dsni??)
    Btw nama sy salah.. cm Hendrika B.C. Hurint tnp Maria..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Deuuh, sayaaangkuuh.. sa kok kepikiran trus ada maria-nya. Mianhe mianhe, nti di ganti e.. cup cuup

      Delete
  2. Ka yuyaaa 😢😢😢 terimakasih yah ka buat bantuannya. Maaf kalo kita ada salah2. Semoga segera menemukan pendamping untuk foto prewed nya yah kaa. Nanti undang2 saya yah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyyaaahhh dok debbbyyy... amiiin amiiinnn... beneran dateng yaaah... :*

      Delete
  3. bikin terharu ih kak yuya tulisannya. baik baik yak sampai bulan april nanti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai kita jumpa lagi dook afiiiaaaannn... banyak2 istirahat e.. ^^

      Delete
  4. Thanks kak yuya... Sampe ketemu april... Semoga kerjasama selama 1tahun di larantuka membawa kesan yg menyenangkan... Sukses kak

    ReplyDelete
  5. Ka Yuya.. terharu saya, kaka masih inget waktu saya sakit dulu. Tulisannya bagus ka, lanjutkan menulis ka Yuya!! Sakses terus ya untuk kita semua :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin amiiinnn... makasiih dok. Semoga tulisan ini ada manfaatnya. Ahahahha

      Delete

Post a Comment

Popular Posts