Dari Hati, Untuk Kekasih Hati.
Rasanya baru kemarin selesai menyapa April, eh ternyata sudah harus mengucapkan selamat tinggal. Rupanya bulan ini membawa begitu banyak kesibukan sehingga waktu untuk menulis hampir-hampir tidak ada. Tapi saya sangat berterima kasih, karena itu semua membantu saya menikmati apa yang perlahan mulai tumbuh di hati. Tekad untuk 'sembuh'.
Sama seperti mengganggap diri sebagai sampah membantu saya untuk tidak mengusik hidup berharga seseorang. Saya sungguh belajar untuk tahu diri, agar tidak ada lagi orang yang kemudian jijik dan pergi menjauh.
April ini sangat menyenangkan. Karena pada sebuah senin pagi saya begitu sering dipanggil "Ade", sebutan yang langka diterima dengan usia seperti ini. Biasanya yang terdengar adalah "Ibu". Itu semua berkat andil sepupu saya, Rahmiyati Putri BM. Mengantarnya dari kantor ke kantor untuk keperluan surat penelitian membuat saya juga mungkin terlihat sebagai mahasiswa. Hidung kembang kempis berasa masih muda 😊.
Dan setidaknya saya berhasil melewati April dengan tambahan bobot 4 kg. Meskipun belum mencapai berat badan ideal yang sebelumnya -tetap diomelin sama dr. Lysti karena masih kurus- saya sangat bersyukur untuk berkah ini. Keputusan untuk berhenti menangis dan mulai makan rupanya menunjukkan progress yang positif.
Hal unik lainnya yang terjadi di bulan ini adalah saya bertubi-tubi menerima undangan pernikahan. Ya, ampun. Cupid pasti sedang tersenyum bahagia melihat pasangan-pasangan pengantin baru itu saling menatap dengan penuh cinta. Dia juga sedang berhati-hati untuk tidak bersikap bodoh, dengan menembakkan anak panah asmaranya pada hati yang proses peradangan lukanya belum selesai.
Dari dulu saya selalu kagum terhadap keputusan yang diambil oleh pasangan-pasangan yang memutuskan untuk menikah. Bagi saya hal tersebut adalah sebuah keputusan yang luar biasa dalam hidup. Berani mengambil keputusan seperti itu artinya kamu sudah sangat siap untuk menjalani babak baru di suatu episode kehidupan. Orang-orang yang masih ragu, masih punya banyak pertimbangan, dan bahkan main-main dengan kehidupan seseorang tentu saja akan menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan. Karena mereka sengaja mengulur-ulur rahmat yang Allah berikan tepat di dalam hati mereka sendiri.
Lalu, pada suatu pagi di 2 April, Allah SWT menganugerahkan sebuah berkah yang luar biasa pada 2 anak manusia yang saling mencintai dengan tulus.
Ahmad Horsan dan Musyrifah Sya'diah Muhammad, just merried.
Saya sudah pernah menceritakan tentang lagu cinta yang akan datang menghampiri keluarga kami dalam bentuk pernikahan pada postingan saya yang sebelumnya, bukan?
Nah. Inilah keseluruhan nada cinta itu. Terangkai dalam kata-kata dan mengalunkan lagu tentang harapan dan doa seiring kebahagiaan.
Setelah sampai pada alinea di atas saya cukup mengalami kesulitan untuk memulai paragraf baru ini. Paragraf ini saya maksudkan untuk mengisahkan awal mula kisah cinta pasangan Ici dan Ayah saya ini. Yeah. Ini memang kelemahan terbesar saya. Saya tidak pandai untuk memulai sesuatu, terutama kisah cinta saya sendiri.
Kembali lagi ke kisah 2 insan pecinta itu, salah satu yang membuat saya kesulitan mengurai kisah cinta mereka adalah karena Ifah menjawab seperti ini , "Duh, ti tau persisnya kapan. Mengalir begitu saja." Itu jawaban atas pertanyaan saya tentang kapan sebenarnya kedua pasangan yang sama-sama lahir di bulan maret ini resmi menjalin kasih. Bagaimana tidak, Ifah dan Kak Mad sudah lama merajut kisah pertemanan, sampai pada keduanya memutuskan untuk menikah saya tidak benar-benar tahu sudah berapa lama mereka saling mengungkapkan rasa sayang sebagai pasangan kekasih.
Ya, jika sudah sama-sama saling sayang memang tak ada keharusan untuk mempublikasikan semua perasaan yang sedang membuncah di dada. Kamu tak benar-benar merasa membutuhkan sebuah status pacaran sebelum melangkah ke jenjang pernikahan bila sudah ada komitmen untuk terus bersama, untuk menciptakan masa depan berdua. Kamu mungkin tidak membutuhkan seorang pria yang kau perkenalkan sebagai pacar, yang merindu suara aneh dari derai tawamu, yang merengkuh setiap lelahmu. Yang kau butuhkan adalah seorang pria yang tak sanggup berpisah darimu dan menggenggam tanganmu sebagai satu-satunya wanitanya.
Terpampang nyata.
Ini pernikahan 2 budaya. Solor dan Arab.
Dan bagi saya maupun Musdah yang adalah penggemar drama Korea, tak peduli siapa yang akan menikah kami berdua yang justru sibuk luluran dan maskeran. Entah ini ada hubungannya dengan lintas budaya atau tidak. Tapi kami beranggapan bahwa harus tampil cantik di Guang Girak untuk April hari ke-2.
Berturut-turut prosesi akad nikah dan resepsi berlangsung di Guang Girak, yang menurut Ifah adalah tempat perjumpaan pertamanya dengan Kak Mad. Lalu setelah bertahun-tahun kemudian tempat itu menjadi saksi ikrar janji suci yang mengalun di sana. Ah, manis sekali. Saya juga setidaknya harus mulai memikirkan ini, tempat pertemuan pertama. Loh. Ternyata saya punya, saudara-saudara sekalian! Itu Indosi*r, tempat ditayangkannya 'KBS Full House' untuk pertama kalinya di Indonesia. (I'm still fallin' for Rain) 😍
Demi apapun selain dewa, mari kita abaikan itu dengan segera! Saya mengajak kita semua untuk menyaksikan secara runut apa yang terjadi di tempat paling bersejarah dalam kisah cinta Ifah dan Kak Mad.
Present for you. Guang Girak, 2 April 2016 :
Pernikahan adalah suatu yang sakral dan hangat. Oleh karena itu tentunya membawa banyak kebahagiaan. Terutama bagi kedua keluarga besar, yang kemudian menyatu dalam sebuah ikatan pernikahan. Sebelumnya kita semua hanya berupa sosok-sosok asing. Namun kelak bila Allah menganugerahkan pasangan ini keturunan yang saleh dan salehah maka bentuk persenyawaan 2 ras ini akan makan kuat. Anak-anak mereka akan mendapatkan dekapan yang sempurna dari keluarga besar Lamaholot dan Arab.
Dan karena berasal dari kebudayaan yang berbeda, pasangan ini tentu saja harus belajar untuk menyesuaikan diri untuk di terima di lingkungan keluarga besar masing-masing. Saya yakin keduanya mampu.
Meskipun usia saya dan Ifah hanya terpaut 3 hari, wanita kelahiran Kefamenanu-26 Maret 1989 ini selalu membuat saya kagum dengan sifatnya yang begitu dewasa. Walaupun saya tahu sebagian besar gadis di keluarga kami punya potensi untuk menyimpan ide-ide aneh di kepala mereka, saya juga kagum bahwa Ifah punya kemampuan untuk mengendalikan itu. Yah, sama sekali berbeda dengan sifat keras kepala saya dan bagaimana cara saya menyalurkan gesekan-gesekan dari buah pikiran yang berdesakan muncul lewat tulisan.
Pun saya kagum dengan niat tulus Kak Mad untuk meminang salah seorang gadis di keluarga kami ini. Apa boleh buat Kak, setelah menjadi bagian dari keluarga ini artinya Kak Mad harus bisa menerima semua kekonyolan yang kelak muncul. Saya yakin bahwa Kak Mad akan bisa menghadapi itu semua, karena terus terang saya curiga kalau Kak Mad juga pasti menyimpan kekonyolannya sendiri. Iya kan, Ayah?
Yes. Ayah.
Menikahi seorang gadis Seran dan yang juga adalah sepupu kandung Mama, artinya Kak Mad praktis akan menjadi Ayah saya. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau ingkari? Kak Mad dan Ifah sudah punya anak secantik ini, loh. Syukurin saja. Meskipun selalu menolak dipanggil Ayah, "Beta kayak su tua sekali e" -alasan yang selalu dipakai. Kak Mad rupanya cukup bijak menggunakan peran barunya sebagai Ayah dengan memberikan perhatian pada anak gadisnya yang sedang dirundung perasaan hampa. Sesekali menelpon di sela-sela kesibukannya untuk sekedar ngobrol dan menanyakan kabar, sedikit tidaknya memberi rasa menghibur. Ciyyeh, sudah mulai jago menghawatirkan jodoh keponakannya artinya sudah siap ngasih saya sepupu. Jangan ditunda ya. 😉
"Musdah, kow bisa nyenyak tadi malam?"
"Tidak le, Kak"
"Sama, Kak juga po"
Percakapan pertama dari dua orang gadis yang terbangun sebelum shubuh di kamar pengantin orang lain, di kamar pengantin kekasih hatinya "Ache". Perjalanana hidup seseorang tak ada yang pernah tahu. Suatu saat kita akan tidur nyenyak di kamar pengantin kita sendiri. Iya kan, yeobbo?
Saya menghabiskan 3 tahun tidur bersama kakak cantiknya Musdah ini di sebuah kamar kos. Siapa sangka di tahun ini saya tidur bersamanya di kamar pengantin di malam terakhirnya menjadi gadis lajang. Eh, sa lupa. Kita dua pung springbed yang dulu di Pondok Firdaus su kemana e, Fah? Itu adalah saksi yang bisa membuktikan tidur lelap kita setelah penat demi sebuah gelar akademis.
Selamat menjalani gelar baru sebagai istri dan ibu rumah tangga, sayangku. Saya yakin Ifah pasti bisa mengemban amanah yang luar biasa dan mulia ini. Dan ah, rasanya aneh bila seorang wanita single seperti saya, mengucapkan petuah semacam taat dan berbaktilah pada suami. Saya hanya ingin berpesan seperti ini : "Tiap kali pii Kupang, jang lupa beli komik Conan buat Yuya!"
Akhirnya saya menutup April dengan kisah cinta seperti ini. Semoga Allah meridhoi. 😊
And, well.
Happy wedding for beloved Ifah & Kak Mad. If happy ever after did eksis, I hope that will be yours my dear. ❤
Sama seperti mengganggap diri sebagai sampah membantu saya untuk tidak mengusik hidup berharga seseorang. Saya sungguh belajar untuk tahu diri, agar tidak ada lagi orang yang kemudian jijik dan pergi menjauh.
April ini sangat menyenangkan. Karena pada sebuah senin pagi saya begitu sering dipanggil "Ade", sebutan yang langka diterima dengan usia seperti ini. Biasanya yang terdengar adalah "Ibu". Itu semua berkat andil sepupu saya, Rahmiyati Putri BM. Mengantarnya dari kantor ke kantor untuk keperluan surat penelitian membuat saya juga mungkin terlihat sebagai mahasiswa. Hidung kembang kempis berasa masih muda 😊.
Dan setidaknya saya berhasil melewati April dengan tambahan bobot 4 kg. Meskipun belum mencapai berat badan ideal yang sebelumnya -tetap diomelin sama dr. Lysti karena masih kurus- saya sangat bersyukur untuk berkah ini. Keputusan untuk berhenti menangis dan mulai makan rupanya menunjukkan progress yang positif.
Hal unik lainnya yang terjadi di bulan ini adalah saya bertubi-tubi menerima undangan pernikahan. Ya, ampun. Cupid pasti sedang tersenyum bahagia melihat pasangan-pasangan pengantin baru itu saling menatap dengan penuh cinta. Dia juga sedang berhati-hati untuk tidak bersikap bodoh, dengan menembakkan anak panah asmaranya pada hati yang proses peradangan lukanya belum selesai.
Dari dulu saya selalu kagum terhadap keputusan yang diambil oleh pasangan-pasangan yang memutuskan untuk menikah. Bagi saya hal tersebut adalah sebuah keputusan yang luar biasa dalam hidup. Berani mengambil keputusan seperti itu artinya kamu sudah sangat siap untuk menjalani babak baru di suatu episode kehidupan. Orang-orang yang masih ragu, masih punya banyak pertimbangan, dan bahkan main-main dengan kehidupan seseorang tentu saja akan menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan. Karena mereka sengaja mengulur-ulur rahmat yang Allah berikan tepat di dalam hati mereka sendiri.
Lalu, pada suatu pagi di 2 April, Allah SWT menganugerahkan sebuah berkah yang luar biasa pada 2 anak manusia yang saling mencintai dengan tulus.
Ahmad Horsan dan Musyrifah Sya'diah Muhammad, just merried.
Saya sudah pernah menceritakan tentang lagu cinta yang akan datang menghampiri keluarga kami dalam bentuk pernikahan pada postingan saya yang sebelumnya, bukan?
Nah. Inilah keseluruhan nada cinta itu. Terangkai dalam kata-kata dan mengalunkan lagu tentang harapan dan doa seiring kebahagiaan.
Setelah sampai pada alinea di atas saya cukup mengalami kesulitan untuk memulai paragraf baru ini. Paragraf ini saya maksudkan untuk mengisahkan awal mula kisah cinta pasangan Ici dan Ayah saya ini. Yeah. Ini memang kelemahan terbesar saya. Saya tidak pandai untuk memulai sesuatu, terutama kisah cinta saya sendiri.
Kembali lagi ke kisah 2 insan pecinta itu, salah satu yang membuat saya kesulitan mengurai kisah cinta mereka adalah karena Ifah menjawab seperti ini , "Duh, ti tau persisnya kapan. Mengalir begitu saja." Itu jawaban atas pertanyaan saya tentang kapan sebenarnya kedua pasangan yang sama-sama lahir di bulan maret ini resmi menjalin kasih. Bagaimana tidak, Ifah dan Kak Mad sudah lama merajut kisah pertemanan, sampai pada keduanya memutuskan untuk menikah saya tidak benar-benar tahu sudah berapa lama mereka saling mengungkapkan rasa sayang sebagai pasangan kekasih.
Ya, jika sudah sama-sama saling sayang memang tak ada keharusan untuk mempublikasikan semua perasaan yang sedang membuncah di dada. Kamu tak benar-benar merasa membutuhkan sebuah status pacaran sebelum melangkah ke jenjang pernikahan bila sudah ada komitmen untuk terus bersama, untuk menciptakan masa depan berdua. Kamu mungkin tidak membutuhkan seorang pria yang kau perkenalkan sebagai pacar, yang merindu suara aneh dari derai tawamu, yang merengkuh setiap lelahmu. Yang kau butuhkan adalah seorang pria yang tak sanggup berpisah darimu dan menggenggam tanganmu sebagai satu-satunya wanitanya.
Terpampang nyata.
Ini pernikahan 2 budaya. Solor dan Arab.
Dan bagi saya maupun Musdah yang adalah penggemar drama Korea, tak peduli siapa yang akan menikah kami berdua yang justru sibuk luluran dan maskeran. Entah ini ada hubungannya dengan lintas budaya atau tidak. Tapi kami beranggapan bahwa harus tampil cantik di Guang Girak untuk April hari ke-2.
Berturut-turut prosesi akad nikah dan resepsi berlangsung di Guang Girak, yang menurut Ifah adalah tempat perjumpaan pertamanya dengan Kak Mad. Lalu setelah bertahun-tahun kemudian tempat itu menjadi saksi ikrar janji suci yang mengalun di sana. Ah, manis sekali. Saya juga setidaknya harus mulai memikirkan ini, tempat pertemuan pertama. Loh. Ternyata saya punya, saudara-saudara sekalian! Itu Indosi*r, tempat ditayangkannya 'KBS Full House' untuk pertama kalinya di Indonesia. (I'm still fallin' for Rain) 😍
Demi apapun selain dewa, mari kita abaikan itu dengan segera! Saya mengajak kita semua untuk menyaksikan secara runut apa yang terjadi di tempat paling bersejarah dalam kisah cinta Ifah dan Kak Mad.
Present for you. Guang Girak, 2 April 2016 :
Pernikahan adalah suatu yang sakral dan hangat. Oleh karena itu tentunya membawa banyak kebahagiaan. Terutama bagi kedua keluarga besar, yang kemudian menyatu dalam sebuah ikatan pernikahan. Sebelumnya kita semua hanya berupa sosok-sosok asing. Namun kelak bila Allah menganugerahkan pasangan ini keturunan yang saleh dan salehah maka bentuk persenyawaan 2 ras ini akan makan kuat. Anak-anak mereka akan mendapatkan dekapan yang sempurna dari keluarga besar Lamaholot dan Arab.
Dan karena berasal dari kebudayaan yang berbeda, pasangan ini tentu saja harus belajar untuk menyesuaikan diri untuk di terima di lingkungan keluarga besar masing-masing. Saya yakin keduanya mampu.
Meskipun usia saya dan Ifah hanya terpaut 3 hari, wanita kelahiran Kefamenanu-26 Maret 1989 ini selalu membuat saya kagum dengan sifatnya yang begitu dewasa. Walaupun saya tahu sebagian besar gadis di keluarga kami punya potensi untuk menyimpan ide-ide aneh di kepala mereka, saya juga kagum bahwa Ifah punya kemampuan untuk mengendalikan itu. Yah, sama sekali berbeda dengan sifat keras kepala saya dan bagaimana cara saya menyalurkan gesekan-gesekan dari buah pikiran yang berdesakan muncul lewat tulisan.
Pun saya kagum dengan niat tulus Kak Mad untuk meminang salah seorang gadis di keluarga kami ini. Apa boleh buat Kak, setelah menjadi bagian dari keluarga ini artinya Kak Mad harus bisa menerima semua kekonyolan yang kelak muncul. Saya yakin bahwa Kak Mad akan bisa menghadapi itu semua, karena terus terang saya curiga kalau Kak Mad juga pasti menyimpan kekonyolannya sendiri. Iya kan, Ayah?
Yes. Ayah.
Menikahi seorang gadis Seran dan yang juga adalah sepupu kandung Mama, artinya Kak Mad praktis akan menjadi Ayah saya. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau ingkari? Kak Mad dan Ifah sudah punya anak secantik ini, loh. Syukurin saja. Meskipun selalu menolak dipanggil Ayah, "Beta kayak su tua sekali e" -alasan yang selalu dipakai. Kak Mad rupanya cukup bijak menggunakan peran barunya sebagai Ayah dengan memberikan perhatian pada anak gadisnya yang sedang dirundung perasaan hampa. Sesekali menelpon di sela-sela kesibukannya untuk sekedar ngobrol dan menanyakan kabar, sedikit tidaknya memberi rasa menghibur. Ciyyeh, sudah mulai jago menghawatirkan jodoh keponakannya artinya sudah siap ngasih saya sepupu. Jangan ditunda ya. 😉
"Musdah, kow bisa nyenyak tadi malam?"
"Tidak le, Kak"
"Sama, Kak juga po"
Percakapan pertama dari dua orang gadis yang terbangun sebelum shubuh di kamar pengantin orang lain, di kamar pengantin kekasih hatinya "Ache". Perjalanana hidup seseorang tak ada yang pernah tahu. Suatu saat kita akan tidur nyenyak di kamar pengantin kita sendiri. Iya kan, yeobbo?
Saya menghabiskan 3 tahun tidur bersama kakak cantiknya Musdah ini di sebuah kamar kos. Siapa sangka di tahun ini saya tidur bersamanya di kamar pengantin di malam terakhirnya menjadi gadis lajang. Eh, sa lupa. Kita dua pung springbed yang dulu di Pondok Firdaus su kemana e, Fah? Itu adalah saksi yang bisa membuktikan tidur lelap kita setelah penat demi sebuah gelar akademis.
Selamat menjalani gelar baru sebagai istri dan ibu rumah tangga, sayangku. Saya yakin Ifah pasti bisa mengemban amanah yang luar biasa dan mulia ini. Dan ah, rasanya aneh bila seorang wanita single seperti saya, mengucapkan petuah semacam taat dan berbaktilah pada suami. Saya hanya ingin berpesan seperti ini : "Tiap kali pii Kupang, jang lupa beli komik Conan buat Yuya!"
Akhirnya saya menutup April dengan kisah cinta seperti ini. Semoga Allah meridhoi. 😊
And, well.
Happy wedding for beloved Ifah & Kak Mad. If happy ever after did eksis, I hope that will be yours my dear. ❤
Comments
Post a Comment