First, One and Two.

 Dear you

Milanisti Indonesia Basis Flores Timur.

 
Pertama kali jumpa kita di 18 Oktober 2020 adalah getaran manis yang tak jua lelah. Pun kini, lalu nanti. Tak terlupakan bagaimana perasaan saya malam itu. Bertahun-tahun menyimpan cinta sendiri pada club dengan koleksi 7 piala UCL, di malam itu, malam derby, saya bisa berbagi rasa dengan pecinta lainnya. Orang-orang yang memiliki cinta luar biasa, yang sama gilanya, dan yang sama sekali tidak bisa menutupi rasa bahagia penuh kebanggaan saat AC Milan berhasil mengalahkan sang 'adik tiri'. "Menang derby serasa menang Champions!", seru Seran, pria pertama yang selalu saya cari saat masuk kerja di tiap laga tim merah hitam. Yang pertama kali mempertemukan kita. 



Dan pertemuan pertama tersebut rupanya membuka takdir baru. Selanjutnya menuntun kita pada jalinan kasih yang penuh drama. Menangis, tertawa, juara 1 dan 3, jarak yang kita tempuh, silang pendapat, senda gurau, risalah hati, kopi dan nada sumbang, semua yang telah kita lalui bersama. Adegan yang sama yang selalu saya reka ulang tiap kali merajut rindu. Bila saja kita bertemu dan duduk bersama kemudian menuturkan bait demi bait, maka semuanya tak akan seperti ini. Namun rupanya Allah sedang menyelamatkan saya dari penyesalan, dan menempatkan kamu di sisi yang seharusnya kini. Sesuatu yang tidak dapat kamu maknai, karena sibuk mengejar bola-bola liar. Begitu pongah memutarbalikkan fakta pertandingan dengan adegan yang bahkan tidak terekam dan terverifikasi lewat VAR (Video Assistant Referee). Hikmah yang tidak dapat diresapi oleh hati yang sempit dan pikiran yang picik.
Oleh karena itu sayang, terima kasih tetap menjaga debaran warna merah hitam ini tetap menyala. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pemain dari hall of fame AC Milan, Manuel Rui Costa, "Once AC Milan enters your veins, it'll run through your blood forever." Ya, pertama kali berjumpa lalu tumbuh, cinta ini tak akan berakhir selamanyaTerima kasih telah memilihku untuk berjuang bersama, sejak jumpa kita pertama. Milan per Sempre, Vinci per Noi!.


Satu dalam hidup saya yang selalu menyertai adalah, pilihan cinta yang sulit. Saya bahkan curiga bahwa cinta yang sulit itu menjadikan dirinya bagian tak terpisah dari kisah rapuh jiwaku. AC Milan, Timnas Indonesia, Detective Conan, Super Junior, SBS Running Man, lalu kamu. Sederet cinta yang Allah anugerahkan karena saya dicintai dengan penuh berkah. Sulit memang, sebab itu aku. Satu wanita yang begitu bangga menjadi Milanisti. Yang begitu bahagia diterima menjadi satu bagian dari keluarga besar Milanisti Indonesia Basis Flores Timur. 

"Kekeluargaan" adalah prinsip dari AC Milan, kemudian juga diadopsi menjadi prinsip Milanisti Indonesia, yang sejak tahun 2010 telah terdaftar menjadi anggota AIMC. (Associazione Italiana Milan Clubs, organisasi afiliasi Fans Club AC Milan seluruh dunia -pen). Prinsip yang sama pun turut diwariskan kepada jejaring komunitas di daerah, termasuk di Basis Flores Timur. Sebab kita adalah satu keluarga, merasakan sakit yang sama jika anggota keluarga kita terluka. Kesatuan yang kita peroleh atas dasar cinta yang satu dan selalu. Makna yang begitu dalam, bukan? Sampai terluka dalam. 
Karena itulah orang yang pergi dengan menggoreskan pilu, tidak akan mendapatkan tempat layak untuk pulang. You get what you deserve, dude! Jangan bersikap seolah-olah jadi korban setelah pengkhianatan yang kamu ciptakan ternyata menciptakan gelombang hujatan yang tajam. Menyakiti orang lain itu seperti melempar batu di lautan, kamu tak pernah tahu seberapa dalam batu itu jatuh. Jangan bersedih adik kecil, toh kamu dapat peran baru meski masih dicadangkan. Roda kehidupan terus berputar, pertandingan masih panjang, and the show must go on. Kamu juga masih harus merasakan gamang pada semua pelik, untuk menebus semua air mata yang menitik dalam pilu. 

Satu yang pasti, kisah cinta dan bentuk keluarga yang kita bina adalah tentang bagaimana melebur semua perbedaan dalam ikatan darah merah hitam yang sama. Saya sangat berterima kasih bahwa Milanisti Indonesia Basis Flores Timur telah menerima saya apa adanya. Dengan semua kekurangan yang saya punya, dengan semua omelan yang stoknya seolah tidak pernah habis. Itu karena saya sayang, saya peduli, kita bersaudara. Kita semua manusia yang sama di hadapan Sang Pencipta. Bercengkerama bersama menelaah karakter demi karakter, menerima perbedaan, menyanggah pendapat, membentuk komunitas menjadi satu kesatuan yang utuh. Harapan saya, jangan sampai menjadi terkikis oleh kesombongan dan kebencian yang salah hingga merendahkan derajat hidup manusia lain. Oleh karenanya saya mengecam perlakuan racial harrasment yang diterima oleh Mike Maignan saat laga tandang ke Turin. Hanya karena punya warna kulit yang berbeda, tidak bergelimang harta, status sosial yang tak sama, tidak punya pekerjaan tetap, lantas membuat orang-orang tersebut layak menerima hinaan. Menuding seseorang menggunakan satu jari hanya akan membuat kamu menerima 3 jari yang mengarah tepat menghujam nurani yang telah mati karena dengki. 
Saya Angel Milanisti Indonesia, jersey AC Milan yang saya pakai adalah kebanggaan tiada tara. Pantang bagi saya menggunakan jersey kehormatan tersebut lalu menghasut kebencian, menyebarkan berita bohong, menyerang kekurangan orang lain, apalagi menelanjangi aib saudara saya sendiri. Dari itu saya memilih untuk berjuang melawan ego yang bergemuruh, menekan kebencian yang makin tersulut. Jalan ninja saya adalah bertarung dengan pikiran-pikiran yang kalut, lalu menghantarkan menuju kemenangan yang manis. My game is a fair play. Say no to Racism! 


Dua hal yang paling merobek sayap saya sebagai seorang Angel Milanisti adalah, saat memutuskan bahwa saya marah dan vacum dari obrolan Whatsapp grup komunitas. Keputusan yang sulit, sungguh. Dan sebelum memutuskan itu saya hampir membuat pria saya kehilangan akal sehatnya. Kemampuan menangis saya yang makin hari makin mumpuni, adalah pemandangan paling menyakitkan bagi pemilik mata indah itu. Permohonan saya pada pemilik nomor punggung 23 jersey Milanisti Flores Timur itu untuk tidak melakukan sepak terjang apapun, sudah mencapai batas toleransi yang bisa dia penuhi.  Kemudian agar kami berdua tetap waras, saya memutuskan untuk menaikkan level pertahanan saya dari kecewa menjadi marah. Agar kedua sayap saya meskipun makin nampak rapuh karena menahan serangan membabi buta dari asumsi kotor tak terkonfirmasi, tetap indah dan menawan. Akan tetapi, tentu saja tidak sayang, kemarahan saya tidak akan memisahkan kasih sayang kita berdua. Karena kita adalah, "Lebih Dekat dari Saudara, Lebih Besar dari Keluarga". 

Cinta dan bangga pada AC Milan, dua syarat mutlak, seharga mati NKRI, yang menjadikan kita saudara Milanisti. Meskipun nantinya cinta kita terjatuh, tertatih, dan tersakiti. Hanya Milanisti yang paling tahu bagaimana caranya bertahan dalam keterpurukan. Berat sayang, kamu jangan jadi Milanisti. Jalani hidup normal seperti dongeng penghantar tidur yang kamu impikan. Belajar cara menghargai pilihan hidup orang lain, belajar cara berdamai dengan pilihan hidup kamu sendiri. 
Hidup adalah tentang pembelajaran tanpa henti. Saya berterima kasih hingga detik ini karena hidup selalu menyimpan kejutan tentang makna indah dibalik semua peristiwa. Saya belajar banyak hal dari kehidupan Milanisti saya, baik merah maupun hitam. Saya akhirnya mampu menemukan emosi lain dari balik sayap rapuh yang ringkih. Terima kasih Tuhan, saya masih manusia. And, oh, thanks buddy! Dari kamu saya belajar bahwa dengan menggunting jaringan yang menyebarkan toxic, bisa menjadi jalan keluar dari jerat sembilu. Memblokade aliran metastatis untuk menyelamatkan jaringan sehat yang tersisa adalah cara saya untuk mempertahankan sisi humanis saya agar tetap hidup. 
La Comunità dei Tifosi Milan Nel East Flores, terima kasih. Maaf. Maaf. Maaf.


"Eihh engko ini ni, te lama dapa jodoh ana Milanisti le..", hal yang selalu diselorohkan oleh beberapa rekan kerja saya, tiap kali saya heboh tentang aktifitas di komunitas. "Aduuuuh, ini club su 120 tahun tuanya, macam jo anggota fans club-nya ju su oom-oom semua oow..", sambil cekikikan saya menyangkal ide mereka yang terdengar konyol itu. Later, saya tak pernah menyangka jika para tetua itu akan menjadi support system yang positif, booster yang luar biasa untuk tetap kuat dan bersinar. Hormat senior! 

Namun tidak semua pemegang member card Milanisti Indonesia Basis Flores Timur berumur sepuh, loh. Database kita mencatatkan bahwa anggota termuda saat ini baru saja memulai tahun pertamanya di pendidikan tingkat tinggi. Pesona darah muda adalah angin segar bagi regenerasi komunitas nantinya. Sama halnya dengan talenta muda yang mengisi hampir sebagian besar kuota squad AC Milan musim 2021/22 ini. Sinergi dari pemain senior dengan segudang pengalaman 'merumput' ditampilkan bersama dengan kejutan-kejutan oleh gelora pemain muda kita, rupanya berhasil menarik perhatian mata dunia. Il Diavolo Rosso, sang Setan Merah kembali bangkit, perlahan namun pasti. 

Well, karena hidup adalah perjalanan, bukan pelarian. Terima kasih sudah menggenggam tanganku lalu berjalan bersama selangkah demi selangkah menuju asa. Tidak perlu terburu-buru, tumbuh perlahan dalam dinamika menjadikan komunitas kita makin tangguh. Mimpi kita sudah di depan mata, meski begitu dukungan untuk meraih mimpi tak boleh hilang sekejap mata. Yes my dear, butuh luapan gairah dari kita semua untuk menghidupkan kembali geliat aktifitas komunitas yang kini tengah 'manja'. Seluruh eleman komunitas, Devil Milanisti, Angel Milanisti, serta WAG (Wife and Girlfriends)-yang selalu memberi dukungan kepada para suami dan pacar yang menggilai jersey merah hitam- adalah pemeran utama pada visi dan misi tersebut. Semoga dengan momentum "Primo Anniversario Milanisti Indonesia Basis Flores Timur" ini mampu menciptakan kenangan tak terlupakan selanjutnya. Untuk kemudian kita nyanyikan bersama harmoni merdu, di suatu senja di bawah langit yang berwarna rona malu-malu gadis kemayu. 

Tetap sehat, jangan sakit, launching Sezione, rangkulan hangat anggota komunitas, menjadi berkat bagi nagi tana Flores Timur. Happy 1st Anniversary, Milanisti Indonesia Basis Flores Timur. Mutiara di indahnya lautan surga, beristirahatlah dengan tenang dalam kedamaian abadi. Selamat 12 Oktober. 


Love,

Yuya-nya Orlando, Iben-nya MILREST, Bebeb-nya squad malam, Ayu Puspa Lestari [MI. 001-7244]



"Aku telah kehilangan sandaran hidupku untuk selamanya. Lalu saat menatap matamu dan merasakan hangat sentuhan, aku yakin telah menemukan orang yang tepat. Untukku bersandar pada hati yang tulus. Takkan pernah kulepas genggaman tanganmu, hiduplah menua bersamaku. Jangan menangis.." 

~Antonius Pitje Baon.

Comments

Popular Posts